Selasa, 05 Mei 2015

Tari Kijang, Tarian Khas Jawa Barat Indonesia

 Makalah Tari Kijang

A.  Sejarah
 Tari kidang secara umum adalah kesenian rakyat yang menggambarkan suasana perburuan. Dalam tarian tersebut pemburu menggunakan jamparing dan gondewah (busur dan anak panah).

Tari kidang memberi sindiran kepada seorang tokoh yang bergelar: Kidang Pananjung, Kidang Kancana, dan Kidang Soka (Sokawayana). Pemburu yang menggunakan jamparing dan gondewah (busur-anak panah) merujuk kepada seorang tokoh yaitu: Ki Ageng Pamanah Rasa, nuansa ini diabadikan oleh para leluhur di dalam tarian ini tidak lain untuk mengingat tokoh Kidang Kancana yang sangat halus budinya, santun perilakunya, tegas dan tajam dalam memberi keputusan dan pernyataan (twah), yang kemudian dijadikan contoh didalam kehidupan bermasyarakat.

http://www.kisahkamu.info/wp-content/uploads/2013/12/Sejarah-Asal-Usul-Tari-Kijang-Budaya-Indonesia-Yang-Berasal-Dari-Jawa-Barat-Menrik-Dan-Bagus-Loo-300x200.jpgBiasanya tarian kijang ini di pentaskan untuk acara Ritual Pernikahan, Khitanan, 7 bulanan, Seren Taun, panen dan berbagai ritual lainnya. Kemudian tarian ini di kenal oleh masyarakat. Terutama Sunda Besar. Tarian ini awalnya memang masih sakral. Tapi sekarang sudah banyak di pentaskan untuk acara hiburan. Oleh karena itu, banyak orang yang mengetahui tentang tarian ini. 


B.  Nama Tari

Nama tari Kijang ini berasal dari beberapa orang tokoh yang memiliki gelar seperti Kidang Pananjung, Kidang Kancana, dan Kidang Soka (Sokawayana). Mereka semua adalah para pemburu yang menggunakan jamparing dan gondewah (busur-anak panah) merujuk kepada seorang tokoh yaitu: Ki Ageng Pamanah Rasa, nuansa ini diabadikan oleh para leluhur di dalam sebuah tarian yang diasebut tari Kijang. Tarian ini tidak lain untuk mengingat tokoh Kidang Kancana yang sangat halus budinya, santun perilakunya, tegas dan tajam dalam memberi keputusan dan pernyataan (twah), yang kemudian dijadikan contoh didalam kehidupan bermasyarakat.










C.  Asal Daerah
 Tari Kijang ini berasal dari daerah Sunda tepatnya Jawa Barat. Nama para pemburu yang berasal dari daerah Sunda yang memiliki gelar seperti Kidang Pananjung, Kidang Kancana, dan Kidang Soka (Sokawayana) diabadikan oleh para leluhur dalam sebuah tarian yang disebut tari Kijang dan masyarakat Jawa Barat pun banyak mengenal tarian ini. Karena keindahannya tarian dari Jawa Barat ini semakin banyak yang mengenalnya bahkan sampai keluar daerah

D.  Makna
Kidang secara silib dan siloka bermakna Kida Hyang, Kudi Hyang yang merupakan silib dari pusaka kujang.
Ritual Pernikahan, Khitanan, 7 bulanan, Seren Taun, panen dan berbagai bentuk kesenian dan ritual yang tersebut diatas, adalah merupakan artefak budaya yang tertulis di alam secara abadi dan secara turun-temurun diwariskan oleh para leluhur, dimana hal ini harus dibaca dan dikaji oleh generasi penerus sebagai sebuah bentuk kajian ilmiah.

Sangatlah mustahil para leluhur membuat dan melakukan berbagai upacara ritual ini hanya sebagai kegiatan humaniora atau aktivitas kesenian biasa. Karena sistem kebudayaan Sunda Besar seperti yang tersebut di atas merupakan bentuk ajaran atau Adab Sunda yang disesuaikan dengan kondisi jaman atau nilai-nilai yang berlaku saat itu, dimana ritual-ritual adat mengandung arti dan makna secara etika (atikan) dan estetika (anggitan).

Seperti ritual keselamatan yang biasa disimbolkan dengan sangu tumpeng. Kata “sangu Tumpeng“ berasal dari kata “Taruma Para Hyang”, yang bermakna puncak keagungan ajaran Sunda Besar atau Sundayana.


E.   Fungsi
http://kharismadarussalam.com/wp-content/uploads/2013/11/KIDJANG.jpg Fungsi Tarian ini sebenarnya bukanlah sebagai hiburan. Tarian ini memiliki peran penting dalam acara-acara masyarakat terutama dimasa lampau. Tarian kijang ini di pentaskan untuk acara seperti Ritual Pernikahan, Khitanan, 7 bulanan, Seren Taun, panen dan berbagai ritual-ritual lainnya. Karena itu tarian ini sangatlah sacral, dan kemudian tarian ini di kenal oleh masyarakat terutama Sunda Besar. Namun seiring berjalannya waktu tarian ini lebih difungsikan sebagai hiburan masyarakat sehingga banyak masyarakat luar mengenalnya.
F.   Ciri Khas
Tari Kijang ini memiliki beberapa ciri khas yang membedakan dengan tari-tari lainnya. Ciri khas tari kijang yaitu Gerak-gerak yang indah dan lincah menyimbolkan tingkah laku kijang, gerakan tersebut menggambarkan suasana perburuan. Dalam tarian tersebut pemburu menggunakan jamparing dan gondewah (busur dan anak panah).
Selain gerak, tari Kidjang juga memiliki cirri khas dalam penataan busana dan tata riasnya yang hampir menyamai bentuk kijang. Hal ini sesuai dengan tema tarinya. Selain menyerupai binatang kijang, busana ini juga enak dipandang dan tidak mengganggu gerak tari. Tata rias yang digunakan disesuaikan dengan karakter tari Kidang yang lincah. Selain itu, karena tari Kidang menggambarkan tingkah laku binatang kijang, maka untuk penataan alisnya dibuat seperti tanduk kijang.
Selain itu, pada iringan tarian ini Bila didengarkan, terdengar lincah dan dinamis sesuai dengan karakter tarinya.


G.  Keindahan
Tari Kijang memiliki keindahan yang sangat unik. Apakah keunikan tari Kidang? Gerak-gerak yang indah dan lincah menyimbolkan tingkah laku kijang sehingga kelihatan unik. Selain gerak, keunikan pada tari Kidang juga terlihat dari penataan busananya yang hampir menyamai bentuk kijang. Selain itu tarian ini diiringi dengan banyak jenis alat music sehingga lebih menarik lagi. Semua keindahan tari Kijang ini terbagi menjadi 4 Unsur, di antaranya ada gerak tari, busana tari, tata rias tari, dan iringan tari. Tari Kidang merupakan tari bertema binatang yang berkarakter lincah dan gembira.
1. Gerak Tari Kidang
Sama seperti tari yang lain, di dalam tari Kidang juga ada gerak murni dan gerak maknawi. Gerak tari Kidang juga berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga. Tingkatan gerak pun bervariasi. Ada gerak tingkat tinggi, ada gerak tingkat sedang, dan ada gerak tingkat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvo2iKH20nOWO9H4AKnG6_ny8FTeiJtgdCO5FHjkOjHEJoQn5aRHQkp6eo5xFWtPt8atlcdHHKL5lt0B1iWdVHE897hFvKABzsrn5jvGVLr9yB19P2z1PJAY7vaFIMgxSPo0CMb44wF4mZ/s1600/Bab13+SBK+Gambar+2+Berlari-lari+kecil+ke+arah+depan.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-EfdLaJCANjnMCaCj_SiNkGZ95E5NmcDJAbNytCiTU6zFI4YToOzmJnZbBt5of3xClm60napekHvlmdRPUqHUuo5iAlDX6tsy42uY5etfD6HHShPkq8aV250Phuw1DBSz74Fcufjs_L1F/s1600/Bab13+SBK+Gambar+3+Menggerakkan+tangan+ke+samping+kanan+dan+kiri.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9lf494Ap7eeZuHEUMX84ku1fTio9H3NY96HBihI9pVl4hlFHF6lDl1y53Xl1d2dDYRS9veZ4pizFSxEJD4vpJKlutsk-y9vmqq8PkEiaW9GyhXuz4NiWS8Y6ZQOCBJjtPCHI0e-dCPkVf/s1600/Bab13+SBK+Gambar+4+Melompat+ke+kanan+dan+ke+kiri.JPG
2. Busana Tari Kidang
Perhatikan busana yang dikenakan oleh penari tari Kidang menyerupai binatang kijang. Hal ini sesuai dengan tema tarinya. Selain menyerupai binatang kijang, busana ini juga enak dipandang dan tidak mengganggu gerak tari. Berikut gambar dan nama-nama busana yang dikenakan untuk tari Kidang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdPHoCunX-4fmq1gPqNqr9O6dfIWRQLRiG6mrq5XrLbNVArwI7uc1Goz5JGfhc5M74QjwJfsreNm7fti3sZRIMHe4jjqrwHnhvrzua2PhFo4h_MTPukjGxbmRwfY3MlpypfXl_lcMLqYR2/s1600/Bab13+SBK+Gambar+5+Busana+tari+Kidang+dan+aksesoris.JPG
3. Tata Rias Tari Kidang
Tata rias tari adalah seni penggunaan alat-alat rias (bedak, lipstik, pensil alis, dan
lain-lain) untuk meng angkat cerita yang diperankan dalam tari dan membedakan karakter tari. Perhatikan tata rias tari Kidang pada Gambar 6. Tata rias yang digunakan disesuaikan dengan karakter tari Kidang yang lincah. Selain itu, karena tari Kidang menggambarkan tingkah laku binatang kijang, maka untuk penataan alisnya dibuat seperti tanduk kijang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEykS9GMdsniz8cBKeg0JzASDAYKM2AHrpwanIn3ssUXterQ5OliIuKKy2kwM-IxOs9bbXSP33iOJRtFG_WjeqpVGDQ_5bb3YU1zDKa1eLRpJZo77DSWd1GbfMMapAsT1YLLR2kjSK1sIu/s1600/Bab13+SBK+Gambar+6+Tata+rias+tari+Kidang.JPG
4. Iringan Tari Kidang
Iringan tari Kidang menggunakan permainan gamelan Jawa. Di antaranya ada gong, kendang, saron, bonang, gender, dan kenong. Permainan alat musik tersebut kadang-kadang juga dipadukan dengan suara manusia berupa nyanyian. Bila didengarkan, iringan untuk tari Kidang terdengar lincah dan dinamis sesuai dengan karakter tarinya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg163FQrZoHSQgwPFMyfZd3otD26zDkkOGd7MA6DEmkRFvQyix8goC22KaTIB3o8FYYqew5LjY3hpClUYkIQ_JvM6X-hkV2brXGJnEQ6VZ0_r9sQhGh7DQy15JCyk5Mv7sQ5E7fWYoRgCZu/s1600/Bab13+SBK+Gambar+7+Berbagai+alat+musik+Gamelan+Jawa.JPG


H.  Kesimpulan
Di zaman sekarang kebanyakan remaja tidak peduli dengan kebudayaannya masing-masing termasuk tari Kijang khas Jawa Barat ini. Mereka lebih memilih mempelajari tarian modern (Modern Dance), bahkan bergaya hidup ke barat-baratan. Padahal bila sampai kebudayaan kita hilang,kita sudah tidak mempunyai ciri khas tersendiri dari daerah tersebut.
Di samping kurangnya kesadaran dari kita, kita juga kurang peduli dengan kebudayaan yang kita punya. Padahal kalau kita kembangkan serta melestarikannya kita akan menjadi bangsa yang penuh warna. Kita sudah memiliki ragam budaya,bahasa,dll. Tetapi mengapa kita tidak sadar akan itu semua.
Dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa Indonesia dengan kebudayaan daerah. Para warga masyarakat terutama para pemudanya di wajibkan untuk ikut berperan serta dalam pelestarian kebudayaan daerah terutama tari Kijang ini. Namun bukan hanya masyarakat saja yang di beban dalam hal ini para pemerintah pun di harapkan dapat tanggap dan ikut berperan serta dalam pelestarian budaya daerah agar tidak di klaim oleh negara lain.
Mempromosikan kebudayaan lokal yang di miliki Indonesia melalui media cetak, maupun elektronik ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia maupun ke berbagai negara luar di dunia sangat di harapkan untuk ikut dan berperan serta membantu pemerintah untuk memperkokoh ketahanan bangsa.
Oleh sebab itu, sebaiknya Anda ajarkan kepada anak cucu Anda tari Kijang ini. Di jamin bagus dan Anda perlu melestarikan tarian ini. Sehingga kebudayaan Indonesia semakin populer dan tidak punah. Mari kita bangun Bangsa kita tercinta demi kemajuan yang lebih baik, sebelum terlambat atau saksikan kebudayaan kita punah tanpa bekas dan hanya jadi cerita legenda belaka yang nantinya juga akan terhapus dari memori anak cucu kita nanti atas nama modernitas dan kemajuan zaman.